Hallo Moms..selamat datang di Blog Milis Ibu-Ibu Chevron Duri

Senin, 13 April 2009

Impulsif

IMPULSIF
Seringkali kita dihadapkan dengan perilaku anak yang ingin merebut mainan milik kakak atau temannya. Ketika dia tidak mendapatkan keinginannya anak meraung, menangis bahkan berguling di lantai. Orangtua kadangkala bingung dan tidak tau bagaimana harus mengatasinya, apalagi kalau di tempat keramaian ketika anak di Mall minta mainan dengan gaya guling2nya. Perilaku anak yang demikian termasuk impulsif, yitu : Perilaku yang ingin segera mendapat feedback dari lingkunganya. Perilaku yang tidak sabar menunda keinginanya.

Semakin besar usia anak seharusnya semakin hilang perilaku impulsif. Umur 7 th adalah usia ambang hilangnya perilaku impulsive karena pada usia ini sudah banyak penanaman norma2 di lingkungannya.
Usia 0 – 7 tahun adalah masa bermain
Usia 7 – 12 tahun adalah masa penanaman disiplin
Usia >12 tahun adalah masa persahabatan.
Cat: Usia 0 – 7 tahun kita bisa terapkan disiplin tapi dengan memberikan toleransi. Misalnya menyelesaikan mandi jam 5, tapi anak masih asyik mandi, kita masih bisa memberikan toleransi beberapa menit lagi. Atau merapikan mainan selesai bermain, tidak harus semua rapi sebagian juga boleh , yang penting anak sudah berusaha.

Anak impulsive sering bertengkar sehingga dianggap anak nakal. Biasanya karena anak ini ingin segera memiliki mainan yang sedang dimainkan temannya, tidak sabar untuk meminta jadinya merebut. Sehingga jadi memancing terjadi keributan. Orangtua melihat anak impulsive karena ketidakmatangan emosi Salah satu penyebab impulsive adalah karena perilaku orangtua yang kelewat cemas atau khawatir terhadap anaknya.

Pencegahan Impulsive:

1. Menunda Kepuasan
Tujuan menunda kepuasan:
*Dengan menunda kepuasan, anak mampu mengendalikan kemarahan atau keteganganya.

*Ketika menunda kepuasan kita mengajarkan dengan ketegasan bukan dengan kemarahan.

Tegas artinya memberitahu dengan rasional, sedangkan kemarahan memberitahu dengan emosi. Misalnya: Anak dari rumah berjanji nanti di comessary tidak beli permen karena giginya lagi berlobang dan sakit sehingga kalau makan permen akan memperburuk sakitnya. Tapi ketika di commissary anak lupa dengan janjinya terus menangis minta permen. Anak tau dengan tangisanya orangtua akan malu dengan lingkungan sekitar sehingga mereka akan membelikan permen. Yang kita lakukan tatap matanya dengan lembut dan katakan dengan tegas bahwa ibu tidak akan membelikan permen sekalipun dia menangis. Dan kita tetap konsisten dengan ketegasan itu. Sekalipun tangisan semakin parah. Kita harus tetap tenang. Lambat laun anak akan mengerti dan menyadari tidak ada gunanya menangis karena mama tetap tidak akan membelikan permen.

*Menunggu dengan menggunakan fantasi. Tergantung stimulasi yang ada di lingkungan. Misalnya ketika di mall anak ingin pulang, sementara kondisi belum memungkinkan untuk pulang. Kita bisa ajak anak membayangkan jika mainan yang ada di mall bisa bercerita. Satu persatu mainan mengeluarkan pendapatnya jika mainan itu di bawa pulang ke rumah. Kita bisa variasikan dengan macam2 suara, suara truk Derek yang berat, suara mobil sedan yang anggun, atau suara keretaapi yang ramah . Sehingga menunggu menjadi hal yang menyenangkan buat anak.

*Bermain bersama anak dengan seni peran, boneka atau menggambar sehingga anak menjadi lupa dengan keinginanya. Intinya mengalihkan perhatian anak, dengan hal2 lain yang menarik minat si anak. Anak sangat suka dengan boneka, tirukan suara boneka untuk membuat anak mau menunggu.sembari bonekanya dimainkan.

*Jangan lupa memuji anak ketika dia bisa menunggu.

*Memberikan imbalan. Kita janjikan hadiah jika anak mau bersabar menunda keinginan.
Ketika memuji atau memberikan imbalan lakukan pada waktu kejadianya. Tidak ditunda. Karena lebih terasa buat anak.

2. Mengajari Proses pemecahan masalah
Tujuan Pemecahan masalah
* Anak memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah.
* Anak mengerti masalah
* Anak mengerti perasaan orang lain.
* Anak menyadari tindakannya
* Anak tau solusi alternative




0 komentar:

  © Blogger templates Newspaper III by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP