Hallo Moms..selamat datang di Blog Milis Ibu-Ibu Chevron Duri

Minggu, 07 September 2008

MENGASAH KECERDASAN MORAL ANAK

dari Buletin BeingMoM Edisi no. 16 – 16 Oktober 2006

MENGASAH KECERDASAN MORAL ANAK

Anak tidak hanya dituntut cerdas matematika ataupun cerdas berkata-kata, tetapi juga cerdas moral,
agar dapat berlaku santun di dalam keluarga kecilnya dan juga di masyarakat. Simak beberapa
permainan yang mengasah kecerdasan moral anak, untuk anak usia 2 hingga 5 th.
PRIORITAS DAN HAL-HAL YANG KITA HARGAI
Nama Permainan: Mana yang Lebih Berat
Jumlah peserta: 2 atau lebih
Usia: 5 tahun – lebih
Bahan yang diperlukan: 2 kantong kecil berperekat, gantungan baju dari kawat, 30-50 keping uang
logam, label, pensil atau bolpoin, kaitan atau paku
Beri label pada dua kantong plastik kecil berperekat. Pada kantong satu, tuliskan label “yang tidak
asyik” dan pada kantong yang lain tuliskan “yang asyik-asyik”. Rekatkan kedua kantong ini pada
bagian bawah gantungan baju yang berlawanan, jelas Anda tak kan bisa merekatkannya dengan
sempurna, tetapi itu bukan masalah. Gantungkan gantungan baju pada sebuah paku atau kaitan agar
bisa bergantung bebas. Sekarang Anda telah membuat timbangan hidup Anda.
Rekatkan label kertas pada setiap uang logam. Bantu tiap-tiap anggota keluarga untuk menuliskan, di
atas uang logam, kata atau singkatan kegiatan yang tengah mereka lakukan (bermain videogames,
berenang, les piano, menonton televisi, bermain sepakbola), komitmen (mengunjungi teman dan
keluarga, kegiatan sosial, beribadah, pramuka), dan tugas harian (sekolah, tugas-tugas rumah
tangga, pekerjaan rumah, pekerjaan).
Biarkan masing-masing menggali apakah kehidupannya telah seimbang. Saat mengambil uang
logam, dia harus menentukan apakah kegiatan itu atau “beban kehidupan” itu menimbulkan
kesenangan atau ketegangan. Biarkan masing-masing menentukan sendiri bagaimana perasaannya
tentang kegiatan tersebut. Setelah dia selesai memasukkan semua “beban”nya, akan terlihat apakah
hidupnya seimbang atau berat sebelah.
Ini adalah waktu tepat guna mendiskusikan apa yang bisa dilakukan anak untuk mengembalikan
keseimbangan dalam kehidupannya. Mungkin dia perlu memindahkan satu atau dua sumber stress
untuk membuat kegiatan lain lebih menyenangkan. Mungkin, akan sesederhana mengurangi waktu
menonton televisi. Ini juga bisa menjadi kesempatan yang baik untuk membicarakan kenyataan
bahwa meskipun beberapa kegiatan suatu saat terasa amat membebani (berlatih piano, mengerjakan
pekerjaan rumah), banyak hal dari kegiatan-kegiatan itu pada akhirnya nanti akan membawa
kesenangan dan kepuasan dalam hidup.

POTENSI DAN MENGHARGAI DIRI SENDIRI
Nama Permainan: Berikan Popcornnya
Jumlah peserta: 2 atau lebih
Usia: 4 tahun – lebih
Bahan yang diperlukan: bahan jagung popcorn, popcorn yang sudah jadi (kalau bisa yang baru
dibuat)
Tunjukkan bahan jagung popcorn kepada anak-anak dan biarkan mereka mengamati biji itu.
Tanyakan apakah biji itu enak rasanya jika dimakan. Mintalah si anak untuk mencium baunya dan
mengatakan bagaimana baunya. Lalu tanyakan, apa yang harus dia lakukan untuk membuatnya
dapat dimakan.
Sekarang, tunjukkan popcorn yang sudah jadi kepada anak-anak (atau izinkan mereka membantu
Anda membuatnya). Minta dia untuk memberi tahu Anda bagaimana baunya. Minta dia untuk
memakan beberapa biji dan tanyakan bagaimana rasanya. Jelaskan bahwa jika kita memberi panas
pada biji jagung, mereka akan “mekar” menjadi popcorn lezat yang lembut berwarna putih atau
kuning.
Dengan anak yang lebih besar, tanyakan kepada mereka bagaimana demonstrasi kecil ini bisa
diterapkan pada potensi dan bakat pribadi kita jika biji yang belum berkembang itu mewakili bakat
terpendam. Hal apa dalam hidup yang bisa kita bandingkan dengan panas untuk membuat popcorn
itu berkembang?
Untuk anak yang lebih kecil, jelaskan bahwa bakat dan kemampuan kita (sebutkan bakat khusus yang
dimiliki anak, seperti kemampuannya memainkan sebuah alat musik, olahraga seperti sepak bola atau
bisbol, menggambar, menulis cerita, menyanyi,menari, membuat orang lain tertawa) sama dengan
popcorn yang belum mengembang. Jika kita tak melakukan apa-apa untuk mengembangkannya,
maka bakat itu akan tetap menjadi biji yang dingin, keras, dan tak berguna di dalam diri kita. Jika kita
memberikan panas dan energi pada bakat-bakat itu (energi yang diperlukan untuk berlatih dan
mengembangkan bakat), bakat-bakat itu akan muncul dan menjadi berguna bagi kita. Dan selain
memberikan keuntungan kepada kita, bakat juga memberikan kebahagiaan (aroma dan rasa popcorn)
bagi mereka yang ada di sekitar kita.
Bicarakan tentang bakat pribadi tiap-tiap anak dan bagaimana dia bisa mengembangkannya.
Tanyakan apakah menurutnya dia perlu membagikan bakat dan kemampuannya itu kepada orang
lain. Apa yang akan terjadi jika dia hanya mengembangkan bakat dan kemampuannya untuk
kepentingannya sendiri? Untuk lebih membuat prinsip ini mudah dipahami, ceritakan tentang semak
mawar yang bunganya tidak pernah dipotong-yang tidak pernah “memberikan” kecantikannya dan
bandingkan dengan semak mawar yang bunganya secara berkala dipotong untuk memberikan
kebahagiaan kepada orang lain. Hanya dengan memberikan sesuatu kepada orang lainlah pribadi kita
bisa berkembang. Semakin banyak kita berbagi dengan orang lain, semakin banyak kita berkembang.

KEJUJURAN DAN INTEGRITAS
Nama Permainan: Semuanya Terikat
Jumlah peserta: 3 atau lebih
Usia: 3 tahun – lebih
Bahan yang diperlukan: gulungan benang atau tali, sebuah kursi
Sebelum Anda memulai aktivitas ini, secara rahasia atur seorang anggota keluarga untuk memberikan
jawaban yang salah pada tiap pertanyaan. Ini akan berjalan setelah Anda meminta dia duduk di
tengah group. Mulailah dengan membicarakan kejujuran secara umum. Tanyakan kepada anak Anda
atau anggota keluarga lain jika mereka dapat memikirkan kejadian dalam hidupnya ketika mereka
memutuskan untuk jujur meskipun sebenarnya akan lebih mudah untuk berbohong. Tanyakan kepada
mereka yang pernah mengalaminya, bagaimana perasaannya karena telah berkata jujur.
Sekarang mintalah orang yang telah ditunjuk sebelumnya untuk duduk di kursi. Mulailah dengan
menanyakan pertanyaan sederhana seperti,”Kenapa kau sangat terlambat pulang dari sekolah hari
ini? Saat dia menjawab dengan berbohong bahwa ia harus tetap di sekolah seusai waktu sekolah,
belitkan satu kali seutas benang panjang di tubuhnya. Kemudian, tanyakan pertanyaan kedua
berdasarkan jawaban pertamannya, seperti,”Kenapa kau harus tinggal lebih lama di sekolah?” Saat
dia kembali memberi jawaban bohong, belitkan satu lagi benang di tubuhnya. Lanjutkan mengajukan
pertanyaan berikutnya tentang kejadian yang sama, lalu belitkan benang ke tubuhnya setiap kali dia
memberikan jawaban bohong. Akhirnya, dia akan terikat di kursi, dan terjerat di belitan benang.
Setelah anak-anak lain melihat dia terjerat benang seperti itu, jelaskan bahwa Anda telah meminta dia
mengarang jawaban untuk semua pertanyaan yang Anda ajukan - untuk berbohong. Kemudian,
diskusikan beberapa ide berikut:
 tanyakan, menurut pengamatan mereka, apa yang didapat seseorang karena berbohong.
Tekankan betapa satu kebohongan biasanya harus diikuti dengan kebohongan lain dan betapa
cepat akhirnya kita terjebak, malu atau diperbudak oleh kebohongan.
 tanyakan kepada mereka apa yang akan dialami oleh seseorang yang selalu berkata jujur (tak
harus mengingat apa kebohongan terakhir yang pernah ia buat atau bagaimana harus
memberikan alasan, pikiran yang bersih, ketenangan hati dan merasa nyaman akan diri
sendiri.)
 mintalah anak-anak untuk menceritakan seseorang yang tertangkap basah berbohong atau
terpaksa membuat kebohongan lain untuk menutupi kebohongan yang dia lakukan sebelumnya
(mereka bahkan mungkin menyumbangkan pengalaman pribadi)
 tanyakan alasan lain mengapa kita harus berbicara jujur (keamanan, kepercayaan, karena itu
tindakan benar)

CINTA DAN KEBAIKAN
Nama Permainan: Nyalakan Apiku
Jumlah peserta: 3 atau lebih
Usia: 2 tahun – lebih
Bahan yang diperlukan: 1 batang lilin untuk setiap anggota keluarga, korek api, kertas koran
Bagikan sebatang lilin untuk setiap anggota keluarga, sebaiknya lilin runcing sepanajng 15 smpai 20
cm, tetapi boleh juga menggunakan lilin jenis lain. Lakukan kegiatan ini di ruang makan di atas meja
makan atau meja dapur. Alasi meja dengan kertas koran untuk menampung tetesan lilin. Matikan
sebagian besar lampu yang ada di ruangan itu untuk membuat cahaya lilin lebih terlihat. Jelas
diperlukan kehati-hatian apabila dilakukan bersama anak kecil (salah satu orangtua atau kakak bisa
meletakkan tangan di sekitar tangan anak yang lebih kecil untuk memegang lilinnya).
Salah satu orangtua harus menyalankan lilinnya terlebih dahulu. Katakan kepada anak-anak bahwa
cahaya lilin itu mewakili cinta. Sekarang, nyalakan lilin pasanagn Anda dari api lilin milik Anda dan
katakan betapa Anda ingin memulai sebuah rumah tangga serta membagi cinta dan kasih sayang
bersamanya. JIka Anda tak punya pasangan, nyalakan saja lilin anak tertua Anda.
Sekarang, dengan menggunakan lilin Anda, teruskan menyalakan lilin tiap anak menurut urutan tahun
lahir. Anda bisa membicarakan cinta yang Anda rasakan saat setiap anak hadir di tengah keluarga.
Saat Anda menyalakan setiap lilin, dekatkan sumbu Anda dengan sumbu anak Anda dan perhatikan
betapa api membesar untuk sementara waktu sembari menyalakan lilin lainnya. Setelah lilin lain milik
semua peserta menyala, ajukan beberapa pertanyaan berikut ini kepada anggota keluarga berbeda.
Pertanyaan-pertanyaan ini akan membantu anak Anda untuk memulai membagi perasaan mereka
tentang mengungkapkan cinta dan kebaikan dalam keluarga:
 “saat aku membagikan apiku kepada masing-masing dari kalian, apakah apiku menjadi kecil?
(tidak) Dengan memberikan cintaku kepada anak yang baru, apakah ada cinta yang diambil
dari anak kandung atau pasanganku? (tidak) Saat cinta dibagikan di antara anggota sebuah
keluarga besar, apakah cinta untuk masing-masing anggotanya lebih sedikit? (tidak)
 “setelah semua lilin di ruang ini dinyalakan, apakah cahaya di ruangan ini lebih terangatau lebih
redup jika dibandingkan dengan saat hanya lilinku yang menyala? (lebih terang) Apakah
keluarga kita punya cukup cinta untuk dibagikan dengan orang-orang di sekitar kita yang
tampak sedih atau kesepian? Dengan cara apa kita bisa berbagi cahaya sebagai sebuah
keluarga dan siapa yang kira-kira memerlukan beberapa cahaya kita? Akankah api kita mati jika
kita membagikannya kepada orang lain di luar keluarga ini?”
 Apa yang terjadi jika kita menyatukan lilin dan membiarkan api di lilin kita beresentuhan?
Apakah kau melihat betapa api kita menyala lebih terang saat disatukan sebagai sebuah
keluarga dari pada saat sendiri-sendiri?

Sumber: Mengasah Kecerdasan Moral Anak
Penulis: Jamie C Miller
Penerbit: Kaifa

1 komentar:

infogue 8 September 2008 pukul 19.56  

artikel anda:

http://orang-tua-anak.infogue.com/
http://orang-tua-anak.infogue.com/mengasah_kecerdasan_moral_anak

promosikan artikel anda di infogue.com dan jadikan artikel anda yang terbaik dan terpopuler,telah tersedia widget shareGue dan nikmati fitur info cinema untuk para netter Indonesia. Salam!

  © Blogger templates Newspaper III by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP