Mau sharing cerita soal Mioma nih.
Kebetulan kejadiannya menimpa mamaku sendiri.
Di akhir tahun 1999 mamaku didiagnosis ada Mioma di dinding rahimnya.
Kata dokternya, ini akibat kurang bersihnya rahim sisa2 melahirkan adikku tahun 1984.
Jadi sudah 15 tahun sebelumnya. Trus karena pola makan juga yang kurang sehat pada waktu itu.
Akhirnya pak dokter menyarankan untuk angkat rahim saja. Waktu itu usia mamaku 42 tahun.
Masih jauh dari menopause jelas. Hal inilah yang menyebabkan mama berpikir 2 kali untuk angkat rahim.
Bagi seorang wanita, rasanya angkat rahim adalah tindakan final yang mungkin bisa diambil bila tidak ada
jalan lain. Karena dengan angkat rahim, segala urusan hormonal bisa jadi terganggu.
Mama pun mencoba mencari second opinion. Hingga beliau bertemu dengan seorang profesor yang memang
kompeten di bidang ini. Profesor dokter ini menyanggupi untuk tidak angkat rahim, dan akan mengangkat Mioma
nya saja satu per satu.
Alhamdulillah, di awal tahun 2000 mamaku menjalani operasi pengangkatan Mioma ini.
Ternyata ada 7 buah Mioma (yang terbesar sebesar bola tenis). Sisanya sebesar2 bakso urat. Ngeri banget kan?
Gejalanya, sudah bertahun2 mama mengalami nyeri panggul yang tidak kunjung sembuh walaupun sudah dipijat urut
sana-sini. Pada tahun 1999 akhir itulah baru ketahuan ada Mioma tersebut.
Setau saya, Mioma ini adalah tumor jinak yang tidak berbahaya dan akan menyusut dengan sendirinya pada saat
menopause. Tapi karena dalam keluarga mamaku terdapat genetic cancer, maka dokter tsb memutuskan untuk
segera menanganinya saja.
Setelah Mioma diangkat, dokter menyarankan mama untuk menjaga makanannya agar hanya makan yang sehat2.
Hindari lemak berlebihan karena obesitas bisa menyebabkan Mioma timbul kembali.
Kalau dibaca dari tulisan yang di forward Ari tentang Mioma, ternyata penyebab yang mungkin terjadi pada mama
saya adalah estrogen imbalance. Kebetulan pada tahun 2005, mama baru ketahuan mengalami gangguan hormonal.
Menstruasi yang sangat lama (bisa sampai 1 bulan berturut2) dan hanya jeda sebentar dan sudah mens lagi.
Ternyata setelah pemeriksaan hormon, pada tubuh mama terdeteksi kadar estrogen yang berlebihan.
Itu juga yang menyebabkan berat badan sulit sekali diturunkan. Padahal mama tidak boleh obesitas.
Akhirnya diberikanlah terapi hormonal sampai saat ini mama mencapai tahap premenopause dan kadar esterogen
mulai turun dengan sendirinya.
Well, ini hanya sekedar sharing mengenai Mioma.
Mempelajari kasus mama membuat saya sangat aware dengan hidup sehat dan seimbang.
Sebisa mungkin kita harus pandai memanagement stress. Karena stress juga yang memicu hormonal imbalance.
Selain itu, konsumsi makanan sehat dan olah raga dengan teratur penting untuk menjaga kesehatan kita secara umum juga.
Semoga bermanfaat
Citra
Jumat, 05 September 2008
Penyakit Miom
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
Hallo, salam kenal.
Nama saya Anna, kebetulan saya sedang mencari info seputar mioma. Boleh tahu siapa nama professor yg mengoperasi?
terimakasih.
selamat malam...
nama saya meity..
saya sedang membantu sahabat saya mencari tahu RS. mana yang bagus untuk menangani miom ini..
tolong beritahu saya rekomendasi RS dan profesor yang menyembuhkan ibu anda..
tlong bisa email ke email saya
"dulce.marbun@gmail.com"
terimakasih sebelumnya..tlong memberi kabar kepada saya..
Tuhan memberkati anda :)
Posting Komentar